24 Feb 2011

Tehnologi Zaman Pra Sejarah


Dua epik India kuno berbahasa Sanskrit (Mahabarata dan Rama) membuatkan kita tertanya-tanya akan kebenarannya yang hingga kini masih menjadi peristiwa misteri bagi seluruh dunia.

Menurut ahli arkeologi zaman sekarang, di kota kuno Mohenjodaro (Pakistan) banyak ditemui rangka-rangka manusia yang berserakan, banyak petunjuk menandakan seolah mereka dilanda sebuah malapetaka yang sangat dahsyat secara tiba-tiba. Di kota itulah kisah epik peperangan Ramayana yang bersumber manuskrip-manuskrip ditemukan.
 Mayat bergelimpangan di Kota Kuno Mohenjodaro Mengandung Radioaktif

Pada rangka-rangka itu terdapat sisa-sisa radioaktif yang tinggi. Begitu pula yang terjadi di kota kuno Kurusetra dan Harappa, kedua kota itu meninggalkan kesan radioaktif yang sama halnya terjadi seperti di Hiroshima dan Nagasaki. Banyak spekulasi menyatakan mengenai kemunculan peristiwa ini, diantaranya ada sebuah spekulasi baru dengan berani menyebutkan bahawa perang Mahabarata adalah merupakan perang NUKLEAR!!

Pada epik Mahabarata, perang Bharatayudha dibahagian pertama diterjemahkan seperti berikut ini:

“Arjuna yang gagah berani, duduk di dalam Vimana* dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa* yang sekali tembak dapat menghanguskan seluruh wilayah musuh. Seperti hujan lebat yang kencang, mengepung musuh dengan kekuatannya yang sangat dahsyat.”

“Dalam sekejap mata, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk diatas wilayah Pandawa; angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup disertai dengan debu pasir, burung-burung menjadi panik, seolah-olah langit runtuh, dan bumi merekah.”

“Matahari seakan bergoyang di angkasa, panas membara mengerikan yang dilepaskan senjata ini membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang di kawasan darat yang luas, binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan, udang dan lain-lain semuanya mati.”

“Saat Gendewa meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat pasukan musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus.”

 Gambaran pada Ramayana dinyatakan sebagai berikut :

“Pasukan Alengka menaiki kenderaan yang laju, meluncurkan sebuah rudal (mungkin sejenis peluru berpandu) yang ditujukan ke kota musuh. Rudal ini seperti mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah.”

“Mayat terbakar sehingga tidak mampu dibezakan lagi. rambut dan kuku terbakar mengelupas, perkakas tanah liat retak, burung-burung yang berterbangan dibakar oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, para pasukan terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.”

PENELITIAN PARA AHLI ARKEOLOGI

Sebelum 4000 tahun SM, kita telah mengelaskan ia sebagai zaman pra sejarah manakala peradaban Sumeria dianggap sebagai peradaban tertua didunia. Selama ini terdapat berbagai perbincangan, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahawa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju sebelum tahun 4000 SM.

Teori Atlantis, Lemuria dan kini diperkukuhkan lagi dengan bukti bertulis melalui percakapan Plato tentang sebuah perbualan Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis. Naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha. Dinasti Rama kuno, bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Piramid Mesir mahupun Amerika Selatan.

Perhatian tertumpu kepada sebuah teori mengenai kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklear lebih dari 6000 tahun yang lalu. Peradaban Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur dianggarkan berkembang dan mengalami saat keemasan di antara tahun 30000 SM sehingga 15000 SM.

Wilayah Atlantis bermula dari lautan Mediteranian hingga ke Pergunungan Andes di seberang Lautan Atlantis manakala Dinasti Rama berkuasa di bahagian Utara India-Pakistan-Tibet hinggalah ke Asia Tengah.

Peninggalan Prasasti di Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan) sehingga kini masih belum dapat diterjemahkan dan para ahli arkeologi menjangkakan peradaban itu adalah jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini oleh semua manusia (4000 BC).

Beberapa naskah Wedha dan Jain yang diantara lain menceritakan mengenai Ramayana dan Mahabharata, ini ternyata memuatkan bukti sejarah mahupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan memiliki tujuh kota utama 'Seven Rishi City' yang salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).

Penulis mengulangi, di dalam suatu babak kitab Mahabarata ada mengesahkan bahawa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam Weimana (sebuah benda menyerupai kapal terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang menyerupai rudal/roket yang dapat menimbulkan musibah sekaligus melepaskan nyalaan api yang terang di atas wilayah musuh, lalu bumi bergegar, asap tebal naik tinggi diawanan, dalam beberapa ketika akibat kekuatan ledakan senjata itu maka ia telah menghancurkan dan menghanguskan semua benda serta objek yang ada disitu.

Sehingga kini jawapan yang masih belum ditemukan, senjata apakah yang sebenarnya digunakan oleh Arjuna dengan Weimana-nya itu?

Hasil kajian dan penelitian yang dilakukan di tepi Sungai Gangga, india. Para arkeologi menemukan banyak sekali sisa-sisa dan puing-puing yang telah bertukar menjadi batuan hangus di atas hulu sungai. Batuan yang besar pada runtuhan ini dilekatkan menjadi satu, permukaannya menonjol dan cengkung tidak merata. Jika ingin meleburkan batuan tersebut, suhu yang paling rendah diperlukan adalah sekitar 1800 darjah celsius. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklear sahaja yang mampu mencapai suhu sedemikian.

Di dalam hutan primitif di sekitar pendalaman India, kebanyakan ahli arkeologi telah menjumpai lebih banyak runtuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh membentuk hablur seperti kristal, licin berkaca, lapisan luar perabot rumah yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga kelihatan seolah-olah seperti kaca. Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga telah menemukan runtuhan perang nuklear prasejarah. Batu kaca pada runtuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan ujian senjata nuklear.

Dari berbagai sumber yang saya pelajari, secara umumnya dapat saya gambarkan mengenai pelbagai teori dan penelitian mengenai subjek ini dan telah memberikan beberapa bahan kajian yang menarik. Antara lain adalah :

# Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami saat keemasan (Golden Age) sekitar tahun 30000-15000 BC.

# Keduanya telah menguasai teknologi nuclear.

# Keduanya telah memiliki teknologi persenjataan dan aeronautical yang canggih dengan memiliki pesawat yang berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut di dalam Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).

# Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), bersesuaian dengan naskah Plato.

# Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi's City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kotanya yang dapat ditemui sehingga kini adalah Mohenjo-Daro.

# Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan kemusnahan dala menggunakan senjata nuklear.

# Ahli Arkeologi berjaya menemukan puing-puing mahupun sisa-sisa tengkorak manusia di Mohenjo-Daro yang mengandungi kandungan radio-aktif yang hanya terdapat apabila terhasilnya ledakan Thermonuklear skala besar.

# Dalam sebuah epik mengenai Mahabharata, menceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur missal yang kesannya menyerupai kemusnahan senjata nuklear pada masa kini.

# Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara terang dan lengkap menggambarkan bentuk dari 'peralatan terbang' yang disebut 'Vimana' yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini.

Kesimpulananya segala penyelidikan yang dilakukan menyatakan bahawa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklear. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklear yang dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif sehingga munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.
   Loji Nuklear yang Berusia 2 juta Tahun di Oklo, Republik Gabon

Pada tahun 1972 terdapat sebuah penemuan luar biasa yang akan memperkukuhkan lagi kajian wujudnya peradaban masa lalu yang telah melalui era pengunaan nuklear dengan penemuan loji Reaktor Nuklear yang berusia dua juta tahun di Oklo sekitar Republik Gabon. Pada tahun yang sama sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimport bahan uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diproses. Mereka terkejut dengan penemuan bahawa bahan uranium yang diimport ternyata sudah diproses dan digunakan sebelum ini serta kandungan uraniumnya dengan bahan buangan reaktor nuklear hampir sama. Penemuan ini berhasil menarik para ilmuwan untuk datang ke Oklo bagi suatu penelitian, dari hasil kajian menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklear berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasiti kurang lebih 500 ton bahan uranium di enam wilayah, dijangkakan ia dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Loji nuklear tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya.

Kejutan demi kejutan ditemui dan yang paling mengejutkan apabila sisa buangan reactor nuclear yang dibuang tidak tersebar luas, kesan radioa aktifnya lebih kurang sekitar 40 meter dari kawasan buangan sisa nuclear, jika kita lihat teknologi pemusnahan sisa reactor nuclear ini jauh lebih hebat berbanding sekarang dan ketika ini kita sibuk membincangkan menangani isu pembuangan sisa nuclear . Ternyata mereka telah maju dan lebih maju dari kita dalam teknologi nuclear dan mengatasi sisa pembuangan loji reactor nuclear . Mereka memanfaatkan alam sekitar dengan sebaik mungkin tanpa berlaku pencemaran dari sisa nuclear yang telah digunakan.

Loji uranium di Oklo telah pun dibangunkan kira-kira dua juta tahun yang lalu, setelah terdapat bukti dari pada data geologi reactor nuclear kemudian telah pun dibangunkan. Hasil kajian para pengkaji mereka sebulat suara mengakui bahawa ini adalah sebuah reactor nuclear kuno, yang akan mengubah cara pengunaan bahan nuklear selama ini, secara tidak langsung ia telah pun memberikan kita cara bagaimana untuk mengatasi sisa pembuangan nuclear. Ia juga telah menghambat para ilmuan untuk lebih serius dalam mempelajari peradaban prasejarah, dengan kata lain sejak zaman pra sejarah mereka telah maju didalam pembangunan dan teknologi nuclear.

Seperti yang kita sedia maklum, penguasaan teknologi atom oleh manusia selepas zaman pra sejarah masih lagi baru, ianya sekitar beberapa puluh tahun yang lalu. Tetepi dengan adanya penemuan ini fakta itu tidak tetap dan sekaligus menerangkan bahwa pada dua juta tahun yang lampau manusia sudah pun memiliki sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita kini, serta lebih maju di dalam cara penggunaan dan pengolahannya. Hal yang patut membuat kita merenung sedalam-dalamnya ialah mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak dapat mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tinggal hanyalah sedikit kesan lalu. Maka bagaimanakah kita harus meniliti kesemua penemuan ini?

Permulaan sebelum dua juta tahun yang lalu hingga satu juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini telah terdapat peradaban manusia. Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang menuju ke binasaan?. Jika kita abaikan terhadap semua peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini, sudah tentu kita tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri bahawa mengapa tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih lagi untuk mengetahui penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu dan apakah perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi kita sekarang akan mengulangi kemusnahan beberapa peradaban yang lalu?. Betulkah penemuan ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban prasejarah ini dengan teknologi manusia masa kini hampir serupa dan mungkin mereka lebih maju dari pada kita? Semua masalah ini patut kita renungkan sedalam-dalamnya.

Seperti yang dirakamkan di dalam Al-quran:

Apakah mereka tidak memperhatikan beberapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, iaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai yang mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka kerana dosa mereka sendiri dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.
|Qs.Al-An'am: 6|

23 Feb 2011

Api di Dalam Laut

Subhanallah! Baru-baru ini muncul sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-luah, ia tidak bisa memadamkan api.

Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik ini. Firman-Nya: “Ada laut yang di dalam tanahnya ada api” (Qs. Ath-Thur 6).

Nabi SAW bersabda: “Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan.”

Ulasan Hadits Nabi

Hadits ini sangat sesuai dg sumpah Allah SWT yang dilansir oleh Al-Qur’an pada permulaan Surah Ath-Thur, di mana Allah bersumpah (Maha Besar Allah yang tidak membutuhkan sumpah apapun demi lautan yang di dalam tanahnya ada api “al-bahrul masjur.” Sumpahnya:

“Demi bukit, dan kitab yang ditulis; pada lembaran yang terbuka; dan demi Baitul Ma’mur; dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya.” (Qs. Ath-Thur: 1-8)

Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Al-Qur’an tidak mampu menangkap dan memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa Arab (kala itu) hanya mengenal makna “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih. Sehingga dalam persepsi mereka, panas dan air adalah sesuatu yang bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Lalu bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya?

…tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat…

Persepsi demikian mendorong mereka untuk menisbatkan kejadian ini sebagai peristiwa di akhirat (bukan di dunia nyata). Apalagi didukung dengan firman Allah SWT: “Dan apabila lautan dipanaskan” (QS. At-Takwir 6).

Memang, ayat-ayat pada permulaan Surah At-Takwir mengisyaratkan peristiwa-peristiwa futuristik yang akan terjadi di akhirat kelak, namun sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semuanya menggunakan sarana-sarana empirik yang benar-benar ada dan dapat ditemukan dalam hidup kita (di dunia).

Hal inilah yang mendorong sejumlah ahli tafsir untuk meneliti makna dan arti bahasa kata kerja “sajara” selain menyalakan sesuatu hingga membuatnya panas. Dan mereka ternyata menemukan makna dan arti lain dari kata “sajara,” yaitu “mala’a” dan “kaffa” (memenuhi dan menahan). Mereka tentu saja sangat gembira dengan penemuan makna dan arti baru ini karena makna baru ini dapat memecahkan kemusykilan ini dengan pengertian baru bahwa Allah SWT telah memberikan anugerah kepada semua manusia dengan mengisi dan memenuhi bagian bumi yang rendah dengan air sambil menahannya agar tidak meluap secara berlebihan ke daratan.

Namun, hadits Rasulullah SAW yang sedang kita bahas ini secara singkat menegaskan bahwa: Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.

Setelah Perang Dunia II, para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang yang sudah nyaris habis cadangannya di daratan akibat konsumerisme budaya materialistik yang dijalani manusia sekarang ini. Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai ‘gunung-gunung tengah samudera’.

Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam dasar samudera dan beberapa lautan. sedangkan kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.

Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera dan beberapa lautan semacam Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan dan ke kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan “fenomena perluasan dasar laut dan samudera.” Dengan terus berlangsungnya proses perluasan ini, maka wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses perluasan itupun penuh dengan magma bebatuan yang mampu menimbulkan pendidihan di dasar samudera dan beberapa dasar laut.

…meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera….

Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada batas.

Laut Merah misalnya, merupakan laut terbuka yang banyak mengalami guncangan gunung berapi secara keras sehingga sedimen dasar laut ini pun kaya dengan beragam jenis barang tambang. Atas dasar pemikiran ini, dilakukanlah proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan, dan salah satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan tambang yang menggumpal di dasar Laut Merah.

Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel tanah dasar Laut Merah tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang air yang ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan jika stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada seorang pun yang berani mendekat karena sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah tanah dan uap air panas yang suhunya mencapai 3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, sudah terbukti nyata di kalangan ilmuwan kontemporer, bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera dan dasar sejumlah laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.

…terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi…

Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu mampu mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam pisan lunak bumi dan lapisan bawahnya, magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih banyak dibanding debit air yang ada di permukaan bumi.

Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi yang mencengangkan dengan sabda: “Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.”

Sebab fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa diketahui oleh umat manusia pada beberapa tahun terakhir.

Pelansiran fakta-fakta ini secara detail dan sangat ilmiah dalam hadits Rasulullah SAW menjadi bukti tersendiri akan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, sekaligus membuktikan bahwa ia selalu terhubung dengan wahyu langit dan diberitahui oleh Allah Sang maha Pencipta langit dan bumi. Maha benar Allah yang menyatakan:

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan” (QS. An-Najm 3-10)

Tidak seorang pun di muka bumi ini yang mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada beberapa dekade terakhir. Sehingga lontaran fakta ini dalam hadis Rasulullah SAW benar-benar merupakan kemukjizatan dan saksi yang menegaskan kenabian Muhammad SAW dan kesempurnaan kerasulannya.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Sumber : http://olihnurjaman.wordpress.com

Bukti Ilmiah Kebenaran Al Qur’an : ASTRONOMI

Profesor Yoshihide Kozai mengatakan: “Saya sangat terkesan dengan penernuan kebenaran astronomi di dalam al-Quran.” Prof. Kozai adalah pensiunan Guru Besar di Universitas Tokyo, Hongo, Tokyo, Jepang dan Direktur The National Astronomical Observatory, Mikata, Tokyo, Jepang.

Kami mempresentasikannya sejumlah ayat al-Quran yang menggambarkan awal mula penciptaan langit yang mana ada hubungan antara bumi dengan langit.
 

Setelah mempelajari ayat ini, Profesor Kozai menanyakan kepada kami tentang al-Quran dan waktu ketika al-Quran diturunkan. Kami memberitahukannya bahwa al-Quran diturunkan pada 1400 tahun yang lalu dan kemudian kami menanyakannya tentang fakta yang terdapat pada ayat-ayat ini.

Setelah kami menjawab, kami akan menunjukkannya teks al-Quran. Dia menampakkan keterkejutannya lalu mengatakan bahwa al-Quran menggambarkan alam semesta seperti poin tertinggi, segala sesuatu yang telah dilihat secara terang dan jelas. Dialah yang telah mengatakan segala sesuatu yang kita hhat keberadaannya. Inilah poin yang tidak ada yang tidak dapat dilihat.


Kami menanyakannya, apakah poin itu pada saat cakrawala dalam bentuk asap. Beliau menjelaskan bahwa semua tanda dan indikasi itu berkumpul untuk membuktikan bahwa satu poin pada saat seluruh cakrawala itu tidak ada namun sebuah kumpulan asap. Hal ini memperkuat sebuah bukti yang tampak. Para ilmuwan sekarang dapat menyelidiki bintang baru yang terbentuk dari asap itu, yang mana keaslian dari alam semesta kita sebagaimana yang kita lihat.


Gambar ini baru saja diperoleh akhir-akhir ini dengan bantuan pesawat ruang angkasa. Hal ini ditunjukkan dengan salah satu bintang yang terbentuk dari asap. Lihatlah bagian asap bagian luar yang tampak kemerah-merahan sebagai awal dari kumpulan panas. Dan lihatlah pusat awan dan bagaimana asap yang penuh asap itu kepadatannya yang tinggi menjadi bersinar.

Bintang-bintang yang bersinar seperti yang kita lihat sekarang terbentuk dari asap yang menghiasi alam semesta. Kami menunjukkannya beberapa ayat ayat al�Quran sebagai berikut:

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: �Datanglah kamu : Keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa, keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati. ” (QS Fushshilat : 11)

Beberapa ilmuwan menggambarkan dukhaan atau asap “yang berkabut”. Akan tetapi Profesor Kozai menjelaskan bahwa kabut tidak cocok dengan penggambaran asap ini, sebab kabut memiliki sifat yang khas, yaitu dingin sedangkan asap kosmis agak panas.

Dukhaan pada kenyataannya tersusun dari gas yang tersebar yang mana zat padat itu terselamatkan. Dan inilah penggambaran yang benar dari asap yang timbul di alam semesta sebelum bintang-bintang terbentuk. Profesor Kozai mengatakan bahwa karena asap itu panas, kita tidak dapat menggambarkan asap itu sebagai “kabut”. Dukhaan adalah kata deskriptif yang paling bagus yang dapat digunakan. Dengan cara inilah Profesor Kozai melanjutkan penelitiannya tiap-tiap ayat al-Quran yang kami tunjukkan kepadanya.


Akhirnya kami bertanya kepadanya: “Apa yang Anda pikirkan tentang fenomena ini yang telah Anda lihat, yakni permulaan ilmu pengetahuan untuk menemukan rahasia alam semesta, sedangkan beberapa rahasia ini telah diungkapkan di dalam al-Quran atau Sunnah? Apakah Anda berpikir bahwa al-Quran yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW berasal dari manusia?”


Profesor Kozai menjawab: “Saya katakan, saya sangat terkesan dengan penemuan kenyataan astronomi di dalam al-Quran dan bagi kita, para ahli astronomi, mempelajari hal itu hanya sebagian kecil dari alam semesta. Kita telah menghimpun kekuatan kita untuk memahami sebagian kecil. Sebab, bagian kecil dari langit tanpa berpikir keseluruhan isi alam semesta. Sehingga dengan membaca al-Quran dan menjawab pertanyaan, saya berpikir, saya dapat menemukan jalan masa depan saya untuk investigasi alam semesta.”

Profesor Kozai percaya bahwa al-Quran itu tidak mungkin berasal dari manusia. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa “Kami para ilmuwan memusatkan studi kita hanya pada area kecil, akan tetapi jika kita membaca al-Quran, kemudian kita akan terlihat gambar yang lebih luas dari alam semesta ini. Para ilmuwan harus melihatnya dalam pandangan yang lebih luas dengan tidak terbatas dan pandangan yang sempit.” Profesor Kozai mengakui hubungannya dengan kosmos, dia sekarang sanggup untuk menetapkan jalannya untuk masa depan. Dia mengatakan dari sekarang dia akan merencanakan riset dengan petunjuk yang meliputi ayat al-Quran dari sudut pandang alam semesta.




Allah Maha Besar dan Maha Agung. Inilah keajaiban yang abadi yang diulangi lagi. Inilah keajaiban yang diberikan untuk kehidupan dan meyakinkan Muslim dan non-Muslim dan akan meyakinkan seluruh generasi sampai Hari Kiamat. Allah berfirman di dalam al Quran:

“. . . . tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.. . . ” (QS an-Nisa: 166)

“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetuhuinya. Dan Tuhamu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan. ” (QS an-Naml: 93)

Sumber BUKU :
This is The Truth, Newly Discovered Scientific Focts Revealed in the Quran & Authentic Hadeeth (Wolrd Supreme Council for Mosques Affairs Commission on Scientific Sign of Qur’an and Sunnah at Muslim World League Makkah al�Mukarramah and Alharamain Islamic Poundation, Third Edition, Riyadh, 1999)

sumber site:
http://mediacerebri.wordpress.com/2010/04/19/bukti-ilmiah-kebenaran-al-qur’an-astronomi-b/

http://stat.kompasiana.com/files/2010/08/alam-semesta.jpg

AlQuran menyimpan data milyaran tahun (sejak awal penciptaan jagad raya)

AlQuran menyimpan data milyaran tahun(sejak awal penciptaan jagad raya)

Di indikasikan bahwa orang sebelum prsejarah memiliki kemampuan yg melebihi jaman kita gan:
nih ayatnya:

Quran Srt ArRoom:

30 : 10 Apakah mereka tidak berjalan di bumi(mempelajari sejarah), mereka itu lebih unggul(kekuatan pikiran & peradabannya)........


setiap zaman ketika manausia mencapai kacanggihan teknologi, maka ALLAH SWT akan kembali mengulang dari awal kembali ke zaman batu:

nih ayatnya gan:

Quran Srt ArRoom:

30 : 12 Allah memulai penciptaan, Dia mengulanginya(kembali setelah menjadi peradaban tertinggi) dan kepada-Nya kamu akan dikembalikan


setelah dunia mencapai peradaban tertinggi, maka ALLAH AWT akan kembali mengulang dari awal yg ditandai zaman Nabi Nuh:
nih ayatnya gan:

Quran Srt An Kabuut:

29 : 16 Tetapi kami selamatkan Nuh dan penumpang2 bahtera, dan Kami jadikan itu sebagai Tanda untuk segenap manusia(bahwa setiap manusia akan kembali mengalami peradaban dari awal)



bukti bahwa orang jaman dahulu mempunyai kekuatan teknologi yg lebih canggih dari zaman kita gan:

38 : 13 Telah mendustakan (rasul) sebelum mereka; Kaum Nuh, suku ‘Ad dan Fir’aun yang mempunyai kekuatan(pemikiran) besar

40 : 22 Bepergianlah di bumi( pelajari sejarah umat manusia) lihat kesudahan orang2 sebelum mereka, yg lebih hebat(perdabannya). Allah membinasakan karena dosa2-nya
(ALLAH SWT membinasakan sebuah peradaban super modern karena dosa2 manusia itu sendiri gan)


bukti bahwa bumi telah dihancurkan setelah mempunyai peradaban super canggih kemudian dibinasakan dan kembali menjadi jaman batu:

40 : 12 Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan menghidupkan kami dua kali....

tuh khan gan, ALQURAN ternyata menyimpan misteri peradaban umat manusia.
jadi ALQURAN adalah 100000% dari pencipta alam semesta yg tiada berakhir sejak milyaran tahun/ sejak dimulainya penciptaan...

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6766953

18 Okt 2010

Berapa sebenarnya waktu yang digunakan untuk ibadah ?

MATEMATIKA IBADAH: SEBUAH RENUNGAN


matematik-ibadah.jpg
Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60 thn-70thn (mayoritas)

Pukul rata manusia meninggal ± 65 th

“Baligh: Start untuk seseorang di perhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia”Laki-laki Baligh ± 15 tahun

14 Okt 2010

Asal muasal Manusia Itu Diciptakan

  1. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (Qs.96:2) : 
    “Manusia” yang dimaksud pada ayat ini adalah seluruh manusia turunan Adam. “‘ALAQAH” yang dimaksud adalah satu kumpulan air dan darah. Ayat ini menceritakan tahapan yang ketiga dari sejumlah tahapan penciptaan manusia seperti yang disebutkan pada surat Al-Mu’minun diatas.

  2. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup (Qs.21:30) : 
    “sesuatu yang hidup” yang dimaksud termasuk manusia, dengan kata lain bahwa manusia termasuk sesuatu yang hidup, segala sesuatu yang hidup dijadikan dari air, berarti manusia juga dijadikan dari air. Air yang dimaksud untuk penciptaan manusia adalah mani (sperma), sperma merupakan tahap kedua dari proses penciptaan manusia sebelum ‘Alaqah. Maka Qs.21:30 dengan Qs.96:2 tidak kontradiksi karena itu adalah tahapan penciptaan.

  3. Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air (Qs.24:45) : 
    Manusia adalah bagian dari “hewan”, semua jenis hewan diciptakan dari air, berarti manusia diciptakan dari air, air yang dimaksud adalah sperma yang merupakan tahapan sebelum ‘Alaqah. Maka Qs.21:30, Qs. 24:45 dengan Qs.96:2 tidak kontradiksi karena itu adalah tahapan penciptaan.

  4. Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, (Qs.25:54) : 
    ini sudah sangat jelas dengan uraian yang telah tersebut diatas. Maka Qs.25:54, Qs.21:30, Qs.24:45 dengan Qs.96:2 tidak kontradiksi karena itu adalah tahapan penciptaan, dan sesuai dengan Qs.75:37 “Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)?
     
    Ayat – ayat diatas adalah penjelasan Al-quran tentang bagian penciptaan manusia yang ada ayah dan ibu, ada tahapan-tahapan embriologi sebagaimana pada surat Al-Mu’minun ayat 12-14, maka silakan lihat kembali ayat tersebut.
     
    Adapun Adam, Hawa dan Isa maka tentu penciptaan mereka tidak sama dengan penciptaan selain mereka. Mari kita lihat ayat – ayat tentang penciptaan Nabi Adam;

  5. Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam (Qs.15:26) : yang dimaksud dengan “manusia” pada ayat ini adalah Adam, maka ayat ini mengandung makna “Kami telah menciptakan Adam dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam”.

  6. Allah menciptakan Adam dari tanah, (Qs.3:59) : 
    ayat ini sudah sangat jelas bahwa Adam diciptakan dari tanah bukan dari nutfah dan bukan dari ‘Alaqah. Adam diciptakan dari tanah, tanah tersebut berasal dari lumpur yang hitam, maka Qs.3:59 dengan Qs.15:26 bukan kontradiksi karena kedua-dua ayat tersebut saling menjelaskan yang lainnya, pada Qs.15:26 sudah sangat jelas tanahnya adalah tanah yang liat yang kering yang berasal dari lumpur yang hitam, tetapi tidak dijelaskan siapa yang diciptakan, karena yang dikatakan adalah “manusia”, maka Qs.3:59 menjelaskan bahwa manusia yang diciptakan dari tanah adalah Adam, namun pada Qs.3:59 tidak dijelaskan tanahnya, karena tanah sudah dijelaskan pada Qs.15:26.

  7. Dia menciptakan kamu dari tanah, (Qs.30:20) : 
    yang dimaksud dengan kata-kata “kamu” dalam ayat ini adalah “bapak kamu” yakni Adam. Apakah penafsiran ini bisa diterima? Saya pikir masalah diterima atau tidak itu bukan persoalan, tetapi yang jelas dalam percakapan sehari-hari kita juga sering mendengar ungkapan yang seperti itu.Contohnya “ada dua orang pemuda sedang ngobrol, pemuda Zaidi berkata kepada pemuda Amri, saya melihat bahwa “keluarga kamu baik-baik semua”, padahal Amri itu belum berkeluarga, lalu apakah ucapan Zaidi itu dianggap salah?? Tidak, itu tidak salah, karena yang dimaksud adalah “keluarga bapak si Amri”, keluarga bapak si Amri itu termasuk Amri. Begitulah pula masalah yang tersebut pada ayat bahwa yang diciptakan dari tanah adalah “bapak kamu (Adam)”, lalu kenapa dikatakan “kamu”? karena “kamu” adalah bagian dari “bapak kamu”, bahkan kamu juga diciptakan ada hubungannya dengan tanah sebagaimana tersebut pada surat Al-Mu’minun diatas.

  8. Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, (Qs.35:11) :  
    penjelasan ayat ini sama dengan ayat tersebut diatas yaitu yang dimaksud dengan “kamu” adalah “bapak kamu”. Dengan demikian maka ayat ini mengandung makna “Dan Allah menciptakan Bapak Kamu dari tanah kemudian menciptakan kamu dari air mani. Maka ayat – ayat tersebut diatas tidak kontradiksi.

  9. Sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali, (Qs.19:67) : 
    si Rajagukguk Sarjana bodoH memahami dari ayat ini bahwa manusia diciptakan dari sesuatu yang tidak ada, ini adalah cara berpikir yang tidak sehat dan tidak waras, karena maksud dari ayat ini adalah; “kalau Allah tidak menciptakan maka manusia ini tidak ada, yang ada hanya tanah, yang ada hanya air, sedangkan manusia tidak ada. Jadi, makna ayat ini adalah “manusia bukan diciptakan dari sesuatu yang tidak ada tetapi tidak ada manusia kalau tidak diciptakan karena pada dasarnya manusia ini tidak ada samasekali. Kapankah manusia ini ada? Setelah diciptakan dari tanah, air, darah dan lainnya menurut tahapan penciptaan.
     
    • (Qs. 22:5) : “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”.(QS. Al-Hajj : 5).

    • (Qs. 32:7-9) : “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah-7). Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)-8). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur-9).” (As-Sajdah : 7-9).
     
    sumber : http://izzatalislam.wordpress.com/2009/10/03/dari-manakah-manusia-itu-diciptakan/

10 Galaksi Terindah di Jagad Raya

Teleskop HubbleSpace adalah kolaborasi antara NASA dengan European Space Agency yang sudah beroperasi selama 20 tahun tidak henti-hentinya mengambil foto-foto luar angkasa. HubbleSpace merupakan salah satu teleskop terbagus NASA. Para astronom pun memilih 10 foto galaksi terindah dari sekian banyak foto galaksi yang pernah diambil oleh teleskopo HubbleSpace ini.

Berikut adalah 10 foto Galaksi terindah di Jagad raya yang fotonya pernah diambil oleh Teleskop HubbleSpace :

1. The Sombrero Galaxy
http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_02.jpg

2. The Ant Nebula
http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_03.jpg

3. Nebula NGC 2392http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_04.jpg

4. Cat's Eye Nebula
http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_05.jpg

5. The Hourglass Nebula
http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_06.jpg

6. Cone Nebula.
http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_07.jpg

7. The Perfect Storm
http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_08.jpg

8. Starry Night
http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_09.jpg

9. The glowering eyes
http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_10.jpg

10. The Trifid Nebula. A 'stellar nursery'
http://mycoolpix.com/files/funzug/imgs/technology/hubble_space_pictures_11.jpg

Sumber : Ceriwis.us

Bukti Al Quran bukan buatan Manusia

SURAT AL-HIJR
[15:9]Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
[15:10]Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum kamu kepada umat-umat yang terdahulu.
[15:11]Dan tidak datang seorang rasul pun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.



SURAT AL-WAQI’AH
[56:77] sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia,
[56:78] pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz),
[56:79] tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.
[56:80] Diturunkan dari Tuhan semesta alam.
[56:81] Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur’an ini?,
 
SURAT AL-QADR
[98:1] Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.
[98:2] Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
[98:3] Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
[98:4] Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
[98:5] Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.



  1. (Qs.10:92) : Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
  2. (Qs.28:40) : Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang dzalim.
  3. (Qs.17:103) : Kemudian (Fir’aun) hendak mengusir mereka (Musa dan pengikut-pengikutnya) dari bumi (Mesir) itu, maka Kami tenggelamkan dia (Fir’aun), serta orang-orang yang bersama-sama dia seluruhnya,
  4. (Qs.43:55) : Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut)

Pemujaan Setan di Abad Modern





























sumber : karkoon films (youtube.com)

Mayat Firaun yang di selamatkan ALLAH SWT



(Qs.10:92) : Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.

(Qs.28:40) : Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang dzalim.

(Qs.17:103) : Kemudian (Fir’aun) hendak mengusir mereka (Musa dan pengikut-pengikutnya) dari bumi (Mesir) itu, maka Kami tenggelamkan dia (Fir’aun), serta orang-orang yang bersama-sama dia seluruhnya,

(Qs.43:55) : Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut)

Penjelasan
Dengan ringkas saja kita jawab bahwa firaunnya tenggelam, nyawanya tidak tertolong, silaknat itu mati, tetapi tubuhnya diselamatkan, artinya tidak lenyap ditelan air atau tidak ludes dimakan ikan dan tidak hilang dihempas kedaerah yang tidak bertuan. Tubuhnya diselamatkan untuk dijadikan bukti dan pelajaran bagi orang-orang durhaka seperti si rajagukguk bahwa walau sedemikian kedengaran hebatnya pengaruh firaun tetapi ternyata dia tidak bisa menyelamatkan dirinya dari mati tenggelam. Nyawanya tidak selamat, yang selamat adalah badannya.

Muhammad adalah Nabi umat Hindu

New Delhi, India

Seorang professor bahasa dari ALAHABAD UNIVERSITY INDIA dalam salah satu buku terakhirnya berjudul "KALKY AUTAR" (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu.
Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual.

12 Okt 2010

Beli Bensin di Pagi Buta Lebih Baik



Banyak dari kita menyepelekan beberapa hal saat mengisi ulang bahan bakar kendaraan kita. Kita sering menganggap bahwa pengisian ulang bensin yang dilakukan kapanpun sepanjang hari adalah sama saja. Padahal tidak. Pemilihan timing waktu Anda mengisi bensin bisa jadi sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kejernihan bensin yang Anda beli. Saat pagi hari buta, atau larut lewat tengah malam adalah waktu terbaik mengisi ulang, karena kondisi bensin di waktu itu bisa jadi lebih jernih dari kotoran daripada waktu-waktu lain. Kualitas dari bahan bakar bensin sangat mempengaruhi kondisi mesin, karena mau tidak mau, semua bahan bakar jelas harus kontak dengan mesin untuk selanjutnya dilakukan pembakaran. Bensin dengan kondisi kotor tentu kurang baik untuk kesehatan motor. Meskipun Anda membeli bahan bakar bensin tersebut di pom-pom bensin resmi sekalipun. Mengapa bisa demikian? cermati beberapa hal berikut ini: 

1. Pertimbangkan untuk mengisi bensin di kala pagi buta atau lewat malam hari.
Saat siang hari yang mulai terik, suhu bumi mulai memanas, terjadi aliran konveksi pada simpanan deposit bensin di dalam tangkinya. Ketika terjadi pergantian dari pagi ke siang inilah, bensin akan mulai meningkat suhunya sesuai dengan meningkatnya suhu tanah di sekitar tempat ia disimpan. Dengan begitu maka terjadi aliran konveksi sebagaimana saat Anda merebus air. Kotoran yang sebelumnya telah mengendap di bagian bawah tangki deposit mulai terangkat naik, dan partikel ini dapat serta merta terhisap oleh mesin penyedot ketika Anda membeli bensin ketika hari beranjak siang tersebut. Jelaslah bahwa partikel ini dapat mengotori karburasi Anda. Maka dari itu, pertimbangkan untuk mengisi ulang bensin di pom-pom bensin di waktu pagi hari buta, atau telah lewat larut malam.

2. Hindarilah mengisi ulang bensin di saat pom bensin sedang dilakukan pengisian ulang.
Aliran dari bensin yang sedang digelontorkan ke dalam tempat penyimpanan deposit serta merta dapat membuat kotoran-kotoran yang telah mengendap sebelumnya di dasar tangki mulai memburai. Sangat besar kemungkinan kotoran ini ikut terhisap saat Anda mengisi ulang bensin di waktu ini.

3. Kita mendapatkan keuntungan saat membeli bensin di kala suhu rendah.
Di waktu suhu dingin, densitas dari bensin berada pada kondisi yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi partikel bensin berada dalam kondisi yang paling rapat, dan tentunya akan memuai saat suhu mulai beranjak naik. Maka dalam takaran volume yang sama, Anda dapat memperoleh volume bensin yang lebih banyak daripada ketika anda membelinya saat suhu dingin. Dua liter bensin di saat suhu rendah jelas lebih banyak daripada dua liter bensin yang dibeli ketika suhu tinggi.

4. Suhu terendah bumi adalah pukul 02.30 WIB.
Pada saat siang hari, tanah di sekitar tempat penyimpanan menyerap panas dan akan tetap menyimpannya bahkan hingga malam hari dan kemudian melepasnya berangsur-angsur sehingga menurun suhunya hingga sekitar pukul setengah tiga pagi benar-benar tidak ada panas yang tersimpan di dalam tanah. Pada saat itu juga tidak dijumpai hembusan angin, dikarenakan tidak adanya perbedaan suhu di permukaan bumi, begitu pula di dalam tangki deposit penyimpanan bensin. Maka dari itulah, mengisi ulang bensin di pom-pom bensin pada jam-jam ini sangatlah tepat.So, mari kita pertimbangkan kembali kapankah waktu terbaik untuk mengisi bensin. Ini bukan berarti keharusan untuk mengisi ulang bensin kendaraan kita di waktu lewat larut malam atau di saat pagi buta. Tetapi alangkah baiknya bilamana kita memiliki cukup waktu luang, ambil saja waktu-waktu di atas sebab pasti jelas lebih baik untuk kesehatan motor kita daripada di waktu-waktu yang lain.

sumber: http://woamu.blogspot.com/2010/09/inilah-sebab-beli-bensin-pagi-buta.html

Debat Alquran & Injil dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan

Debat antara Dr. William Campbell & Dr. Zakir Naik

Dr. William Campbbell bio:
Dokter Medis di Ohio USA,
20 tahun Bekerja di Maroko,
Penulis dan juga Penginjil

Dr.Zakir Naik bio:
Dokter Medis dari Universitas Mumbai



















































Kronologi Bentrok Warga di Tarakan

Kronologi Bentrok/Konflik Warga di Tarakan - Kaltim BorneoJAKARTA - Divisi Humas Mabes Polri merilis kronologi bentrok antar kelompok warga yang terjadi di Kampung Juata Permai, Tarakan, Kalimantan Timur, Selasa (28/9/2010). Peristiwa tersebut mengakibatkan satu orang tewas.

Berikut konologi yang dirilis via jejaring sosial facebook oleh Divisi Humas Mabes Polri.

Minggu tanggal 26 September 2010 sekitar pukul 22.30 WITA.
Pada saat Abdul Rahmansyah, Warga Kel Juanta Permai sedang melintas di Perum Korpri Jl. Seranai III, Juata Kec Tarakan Utara, Kota Tarakan, secara tiba-tiba dikeroyok 5 (lima) orang tidak dikenal, sehingga sdr Abdul Rahmansyah mengalami luka-luka ditelapak tangan. Selanjutnya Sdr Abdul Rahmansyah pulang ke rumah untuk meminta pertolongan dan diantar pihak keluarga ke RSU Tarakan untuk berobat.

Senin 27 September 2010
Sekitar pukul 00.30 WITA, Sdr Abdullah (56), Warga Kel Juata Permai, Orang Tua Sdr Abdul Rahmansyah beserta 6 (enam) orang yang merupakan keluarga dari Suku Tidung berusaha mencari para pelaku pengroyokan dengan membawa senjata tajam berupa mandau, parang dan tombak. Mereka mendatangi sebuah rumah yang diduga sebagai rumah tingga salah seorang dari pengroyok di Perum Korpri Jl Seranai III, Juata, Tarakan Utara Kota Tarakan. Penghuni rumah yang mengetahui bahwa rumahnya akan diserang segera mempersenjatai diri dengan senjata tajam berupa badik dan parang. Kemudian terjadilah perkelahian antara kelompok Sdr Abdullah (warga Suku Tidung) dengan penghuni rumah tersebut (kebetulan warga Suku Bugis Latta). Akibatnya Sdr Abdullah meninggal dunia akibat sabetan senjata tajam.

Pukul 01.00 WITA, di Perum Korpri Jl. Seranai III, tarakan Utara, Kota Tarakan terjadi penyerangan yang dilakukan sekitar 50 orang (Warga Suku Tidung) yang bersenjatakan mandau, parang dan tombak. Terjadi pengrusakan terhadap rumah milik Sdr Noodin (Warga Suku Bugis Letta), Warga t 20 Kel Juata Permai, Tarakan Utara.

Pada pukul 05.30 WITA terjadi lagi aksi pembakaran terhadap rumah milik Sdr Sarifudin (Warga Suku Bugis Latta), Warga Perum Korpri Jl. Seranai Rt 20 Kel Juata Permai, tarakan Utara. Pada pukul 06.00 WITA, sekitar 50 orang (Warga Suku Tidung) mencari Sdr Asnah (Warga Suku Bugis Latta), namun berhasil diamankan anggota Brimob.

Pada pukul 10.00 WITA, massa kembali mendatangi rumah tinggal Sdr Noodin (Warga Suku Bugis Latta) dan langsung membakarnya.

Pada pukul 11.00 WITA, massa kembali melakukan pengrusakan terhadap 4 (empat) sepeda motor yang berada dirumah Sdr Noodin.

Pada pukul 14.30 WITA, korban meninggal Sdr Abdullah dimakamkan di Gunung Daeng Kel Sebengkok Kec tarakan Tengah Kota Tarakan.

Pada pukul 18.00 WITA, terjadi pengeroyokan terhadap Sdr Samsul Tani ( Warga Suku Bugis), Warga Memburungan Rt 15 Kec Tarakan Timur, Kota Tarakan, oleh orang tidak dikenal.

Pukul 18.00 WITA, personil gabungan dari Polres Tarakan (Sat Intelkam, Sat Reskrim dan Sat Samapta) diperbantukan untuk mengamankan TKP.

Pada pukul 20.30 WITA s/d 22.30 WITA bertempat di Kantor Camat tarakan Utara berlangsung pertemuan yang dihadiri untur Pemda setempat seperti Walikota Tarakan, Sekda Kota Tarakan, Dandim Tarakan, Dirintelkam Polda Kaltim, Dansat Brimob Polda Kaltim, Wadir Reskrim Polda Kaltim serta perwakilan dari Suku Bugis dan Suku Tidung.

Hasil pertemuan tersebut di antaranya, sepakat untuk melihat permasalahan tersebut sebagai masalah individu, sepakat untuk menyerahkan kasus tersebut kepada hukum yang berlaku, segera mencari pelaku, seluruh kegiatan pemerintahan dan perekonomian berjalan seperti biasa, elemen masyarakat, tokoh masyarakat dan tokoh agama mendukung upaya penegakkan hukum, mengatasi akar permasalahan secara tuntas, tidak menciptakan pemukiman yang homogeny, seluruh tokoh elemen masyarakat memberikan pemahaman kepada warganya agar dapat menahan diri, dan peranan pemerintah secara intern terhadap kelom pok etnis.

Selasa 28 September 2010
Pada pukul 11.30 WITA, telah diamankan 2 (dua) orang yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan sdr Abdullah. Mereka adalah Baharudin alias Bahar (20), berperan sebagai penebas parang dan Badarudin alias Ada (16) yang berperan sebagai pembantu.

Sumber: TribunNews (29 September 2010) Borneo

Konflik Tarakan

 Panglima Kumbang Kebalkan Massa, Panglima Burung Terbangkan Pedang

Mitos Jagoan di Balik Kerusuhan Tarakan (1) - Kaltim BorneoDISEGANI. Udin Balok (bertato) yang digelari sebagai Panglima Kumbang oleh warga Tarakan dan Nunukan, pada prosesi perdamaian di Tarakan, pekan lalu. (FOTO ARNOLD/RADAR TARAKAN)

SEPERTI film mitologi saja. Kerusuhan di Tarakan menyisakan kisah-kisah menarik di kalangan masyarakat.

Di balik trauma yang masih menghantui sebagian warga Tarakan, terdapat kisah-kisah menarik yang menjadi buah bibir. Kisah-kisah itu berbau mitos sehingga ada yang bercerita sambil senyum-senyum. Namun, ada pula yang agak serius, bahkan lebih serius lagi.

Kisah-kisah bernuansa mitos itu adalah kehadiran dua panglima perang yang akan membantu suku Tidung dalam konflik di Tarakan. Panglima pertama bergelar Panglima Kumbang dan yang kedua bergelar Panglima Burung.

Keduanya berasal dari Suku Dayak, Kalimantan Tengah. Namun, kesaktiannya berbeda. Panglima Kumbang bisa membuat kebal secara massal melalui proses ritual tertentu sehingga semua suku Tidung berani di lapangan.

Adapun Panglima Burung akan datang setelah melakukan semedi secara sempurna. Kesaktiannya, mampu memasukkan roh kepada semua anggota pasukan di lapangan sehingga mereka mengamuk hingga tak sadarkan diri menghabisi lawan-lawannya. Mereka seperti kerasukan.

Selain itu, Panglima Burung dapat menggerakkan pedang hingga melayang di udara. Pedang-pedang itu bergerak sendiri mencincang leher lawan yang telah ditentukan asalnya.

Menurut cerita warga, kesaktian Panglima Burung inilah yang bekerja pada kerusuhan di Sampit beberapa tahun lalu. Akibatnya, korban bergelimpangan secara sadis. Banyak korban dengan leher terputus. Warga pun memitoskan bahwa kepala korban itulah yang menjadi bukti dan tumbal ritual Panglima Burung.

Rencana kedatangan Panglima Kumbang, saya dapatkan ketika masih di Makassar. Sehari sebelum berangkat ke Tarakan, saya menghubungi nomor HP beberapa warga di Tarakan. Salah seorang di antaranya mengaku segera mengungsi karena akan datang Panglima Burung. Katanya, ia akan menyusul Panglima Kumbang yang sudah terlebih dahulu di Tarakan.

Setengah jam kemudian, saya terima SMS yang bunyinya, "Sebaiknya tunda dulu ke Tarakan. Panglima Kumbang sudah di sini."

Sempat juga was-was. Namun, justru SMS terakhir itulah yang memompa naluri jurnalistik saya untuk segera ke Tarakan, kendati sempat tertunda satu hari karena pembatasan pendaratan di Tarakan. Hal itu dilakukan pihak pengamanan untuk menghindari pengerahan kelompok tertentu yang bakal memperkeruh suasana di Tarakan.

Saya tentunya tidak berdoa agar bisa melihat kebenaran mitos Panglima Kumbang dalam suasana perang suku. Suatu bentrok yang memorak-morandakan kedamaian Tarakan. Yang menarik untuk dipublikasikan adalah sejauh mana efek mitos itu memengaruhi masyarakat di Tarakan.

Hujan deras tiba-tiba mengguyur Tarakan ketika tiba di Bandara Juata, pukul 23.30 waktu setempat. Selain hujan, juga mati lampu. Lagi-lagi, mitos bermunculan. "Betul-betul malam ini sejuk. Alam berpihak ke kita.

Persis kesepakatan damai, juga hujan tiba-tiba menyejukkan kota Tarakan," kata salah seorang sopir taksi yang buru-buru melebarkan payungnya. Ia juga yakin bahwa Panglima Kumbang sudah ada di Tarakan. Namun, ketika ditanya tempatnya, sopir itu pun menggeleng.

Suasana kota Tarakan malam itu tidak perlu ditakutkan. Soalnya, besoknya akan datang Kapolri, Bambang Hendarso Danuri. Pengamanan pasti super ketat. Kenyamanan menikmati kota Tarakan pasti jadi prioritas.

Saya memilih untuk berbaur dengan warga yang mengungsi. Namun, ternyata tempat yang ingin dituju sudah kosong. Sejak sore, para pengungsi dalam kota sudah kembali ke rumah masing-masing. Untung ada keluarga pengungsi yang berbaik hati memanggil ke rumahnya di Kawasan Beringin.

Di kawasan yang berkisar satu kilometer dari konsentrasi massa saat kerusuhan itu, masih banyak warga menutup pintu. Kalau pintu diketuk, pemilik rumah tidak akan buka jika tidak mengetahui orang yang mengetuknya. Sang pengetuk pintu pun menyebutkan namanya. Jika karakter vokalnya akrab dengan tuan rumah, barulah pintu akan dibuka.

Saya ingin segera mengetahui seperti apa sosok Panglima Kumbang di mata warga yang membuat mereka takut ke luar rumah. Salah seorang memberitahu bahwa Panglima Kumbang sudah masuk kota. Ciri-cirinya, penuh dengan tato. Posturnya mungil. Lalu, bagaimana bisa beraksi dalam pengamanan kota yang begitu ketat pengamanan?

Pada Jumat pagi itu, saya buru-buru bergabung dengan rombongan Kapolri. Bukan mengamankan diri dari kedatangan Panglima Kumbang, melainkan hati kecil saya menerka-nerka, jangan-jangan ini bukan mitos.

Jangan-jangan ini adalah betul panglima perang kelompok tertentu yang sengaja didatangkan untuk mengambil peran dalam perdamaian di Tarakan itu. Toh, sejak rencana kedatangan Kapolri, telah dilakukan dua kali kesepakatan damai yang menghadirkan beberapa pimpinan komunitas.

Di tengah seremoni kesepakatan damai yang dihadiri Kapolri, antara malu-malu dan segera ingin tahu, serta sedikit percaya diri, saya tanya salah seorang wartawan, "Bos, di mana tadi itu Panglima Kumbang?" Pertanyaan saya sedikit sok tahu, padahal, saya belum pernah menyaksikannya. Namun, manjur juga. Yang ditanya langsung menunjuk, "Itu depan sana!"

Beberapa menit kemudian, lelaki mungil penuh tato di badan dan wajahnya itu berangkulan dengan Kapolri. Kapolri harus membungkuk lebih banyak karena tubuh Panglima Kumbang lebih pendek.

Hampir lima menit saya terpaku. Sambil menatap dalam-dalam sosok Panglima Kumbang dari jarak tiga meter, saya tidak bergerak. Saya pun memilih membatalkan niat untuk menemui dan berbincang dengan Sang Panglima. Apalagi ketika dapat informasi bahwa Sang Panglima "menginap" atau mungkin diinapkan di salah satu hotel mewah di Tarakan.

Saya lantas berpikir tentang sesuatu yang mengharuskan saya memilih. Apakah meneruskan menyambangi Panglima Kumbang atau memanfaatkan untuk hal yang lebih bermanfaat. Saya juga lebih berpikir efisiensi waktu dan soal segmentasi koran kami (Harian FAJAR) dengan berbagai perhitungan tentang untung ruginya mempublikasikan Panglima Kumbang.

"Batal!" Itu simpulan terakhir yang membuat saya tidak jadi mewawancarai Panglima Kumbang. Pastilah perhitungan saya tidak benar seratus persen. Apalagi Panglima Kumbang adalah sosok "pahlawan" di komunitasnya. Dia bukan preman di mata mereka. Yang jelas, dia salah seorang "tokoh" yang mungkin memang dirasa penting untuk dihadirkan demi mengamankan kesepakatan damai di Tarakan.

Setidaknya, dia telah mendapat perhatian dari jajaran pengamanan dan pihak-pihak lainnya. Sang Panglima telah "mendapatkan ruang" di hadapan Kapolri pada saat kunjungan damai tersebut.

Saya pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung warga yang lebih memilih berdiam di rumah. Di sana, sebagian warga sedang membuka pita kuning di pintu yang sudah beberapa hari dipasang demi keamanan keluarganya. Warga di kampung sebelah yang telah memasang pita putih juga begitu, mereka membukanya.

Ada warga yang bahkan buru-buru mengganti warna pita yang dipasangnya sebelum mengungsi. Ia memperoleh kabar bahwa pendukung warna pita tertentu segera datang. Pendukung warna pita itu akan dikoordinir Panglima Kumbang.

Namun, sampai saya meninggalkan Tarakan untuk melanjutkan perjalanan ke Nunukan, Minggu siang, 3 Oktober, apa yang dikhawatirkan warga dan apa yang dimitoskan, tidak terjadi. Alhamdulillah.

Tampaknya, Panglima Kumbang yang dimaksud mereka adalah sosok lelaki mungil yang bertato tersebut. Beberapa warga di Nunukan mengatakan, bahwa nama aslinya adalah Udin Balok. "Udin juga pernah datang di Nunukan. Dia sangat sederhana. Jarang ngomong," kata Azis, Selasa, 5 Oktober.

Azis juga menerangkan bahwa Panglima Kumbang itu bisa jadi sebuah terapi untuk suatu perdamaian. Sebaliknya akan menjadi sugesti bagi kelompok tertentu untuk lebih energik dalam sebuah konflik. "Tapi maaf, saya sama sekali tidak menyebut sosok itu sebagai preman," kata Warga Nunukan yang mengaku berdarah Tidung dan Bugis ini.

Siapa pun Panglima Kumbang tersebut, yang jelas dia telah disalami oleh Kapolri saat deklarasi kesepakatan damai di kota Tarakan. Sebagian mengatakan bahwa panglima Kumbang ini pula yang hadir di tengah-tengah kerusuhan Sampit beberapa tahun lalu. Jika kelompoknya brutal di Tarakan, maka dikhawatirkan daerah ini menjadi Sampit jilid dua.

Untung kehadirannya di tengah-tengah massa yang mendatangi markas polisi di Tarakan baru-baru ini, beralibi untuk menenangkan massa. Kalau begitu, siapakah sesungguhnya yang menggerakkan massa? Dan, kalau massa brutal, siapa yang bertanggung jawab? Apa hukumannya?

Apapun jawabannya, Panglima Kumbang sudah menjadi "tokoh". Kehadirannya di tengah-tengah seremoni kesepakatan damai di Tarakan yang dihadiri Kapolri, Jumat pekan lalu telah dimanfaatkan untuk kepentingan damai. Hasilnya, untuk sementara Tarakan damai, kendati Kapolda Kaltim masih harus berkantor di kota Tarakan.

Lantas bagaimana dengan Panglima Burung? Bagaimana pula reaksi warga Tidung di Nunukan? Apa tanggapan sejarawan di Nunukan menanggapi kenyataan bernuansa mitos itu? (*)

Bugis Kajang Datang, Panglima Burung Takjub

Mitos Jagoan di Balik Kerusuhan Tarakan (2-Selesai) - Kaltim BorneoKISAH Panglima Kumbang dan Panglima Burung terus meluas. Termasuk di Nunukan. Yang tak kalah menariknya adalah cerita warga yang mengaitkan dengan kesaktian Bugis Kajang.

Panglima Kumbang dianggap sebagai perintis untuk bantuan awal dalam sebuah konflik. Jika kehadiran Panglima Kumbang belum menyelesaikan konflik, apakah itu untuk sebuah kemenangan atau untuk kesepakatan damai, maka barulah Panglima Burung didatangkan.

Seperti Panglima Kumbang, Panglima Burung juga berasal dari suku Dayak, Kalimantan Tengah. Panglima Burung akan datang setelah melakukan semedi di tempat tertentu. Kesaktiannya, mampu memasukkan roh kepada semua anggota pasukan di lapangan sehingga mereka mengamuk dalam kondisi di bawah alam sadar.

Di luar kesadaran itu, pedang-pedang di tangan menebas leher orang-orang yang telah ditentukan melalui ritual Panglima Burung. Ada yang bahkan mengatakan bahwa pedang itu melayang sendiri mencari lawan-lawan yang telah ditentukan sebelumnya.

Antara percaya dan tidak, kesaktian Panglima Burung inilah yang ditakuti para warga. Jangan-jangan itu bukan sekadar mitos. Jangan-jangan itu akan terjadi di Tarakan. Jangan-jangan pula akan meluas ke wilayah lainnya, seperti Samarinda dan Nunukan. Soalnya, kedua daerah ini segera menghelat pemilukada yang tentu saja rawan konflik.

Warga pun mendengar cerita bahwa kesaktian Panglima Burung itu pula yang digunakan di Sampit sehingga banyak jatuh korban dengan sadis. Ciri-cirinya adalah, leher korban dicincang karena kepala harus dijadikan tumbal atas ritual yang telah dilakukan.

"Boleh jadi itu hanya mitos. Namun, di sisi lain, disebutkan juga bahwa Panglima Burung sebetulnya sangat bijak. Dia orang baik. Ia dituakan. Kalau masih ada jalan damai, Panglima Burung memilih yang terbaik untuk kebaikan semua.

Dia itu simbol dari orang-orang sabar dan sederhana. Kalau sudah menyangkut harga diri dan penghinaan dan tidak ada jalan lain, barulah turun. Makanya, Panglima Burung tidak sembarang turun. Ia sangat selektif," kata Jaya, 78, tetua adat Tidung yang kesehariannya mencari rumput laut.

Lantas bagaimana menangkal kesaktian Panglima Burung? Seorang tetua adat asal Sulsel di Nunukan mengisahkan dengan bahasa konon. Katanya, kesaktian Panglima Kumbang dan Panglima Burung terjadi pada ratusan tahun silam. Yang ada sekarang tinggal generasinya.

Ia juga mengisahkan bahwa antara suku Tidung dan suku Bugis masih punya hubungan darah. Buktinya, banyak orang Bugis yang kawin dengan suku Tidung. Demikian pula sebaliknya.

Salah seorang anggota Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, Jamil, ayahnya suku Bugis Makassar dan ibunya orang Tidung. Ayahnya termasuk salah seorang tokoh masyarakat yang sangat disegani di Nunukan. Sekkab Nunukan, Zainuddin HZ juga beristrikan orang Bugis.

Mungkin itu sebabnya sehingga antara suku Bugis dan Tidung selalu menghindari konflik berdarah. Ketika terjadi konflik di Nunukan pada 2008, ada kabar bahwa sekelompok orang dari Kajang turun dari kapal. Beberapa saat kemudian, kelompok yang terlibat konflik menghindar. Beberapa kawasan di Nunukan pun sepi. Konflik berdarah pun terhindar.

Beberapa warga di Nunukan mengaku sering mendengar bahwa kesaktian Panglima Burung pernah mendapat tantangan dari orang Bugis yang datang dari Kajang. Kisah ini lagi-lagi bernuansa mitos. Betapa tidak, ketika Panglima Burung mendemonstrasikan kesaktiannya, datang pula orang sakti dari Bugis Kajang.

Bugis Kajang menebar beras ke bumi. Hanya dengan mengayunkan telunjuknya dengan gerakan melingkar, ribuan biji beras itu pun bergerak sendiri hingga bersatu dalam sebuah onggokan.

Panglima Burung yang menyaksikan adegan itu, awalnya biasa-biasa saja. Namun, ketika dijelaskan, bahwa ini hanya contoh bagaimana orang Bugis Kajang mampu mengumpulkan lawan-lawannya yang tersebar di medan konflik seperti dengan mudahnya mengumpulkan biji-biji beras itu. Setelah lawan-lawannya terkumpul, barulah dengan mudah diperdayai. Mereka tidak bisa melawan.

"Namun demikian, orang Bugis tidak akan memperdayai orang-orang yang sudah tidak berdaya lagi," kata Ketua Perguruan Seni Bela Diri Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Pimda 212 Kabupaten Nunukan, Andi Kaharuddin Andi Tokkong, Rabu 6 Oktober.

Perguruan ini berupaya mengakomodasi "orang-orang yang awalnya merasa jago" untuk dibina akhlaknya. Dikatakan, awalnya merasa jago, karena banyak anggotanya yang sebelum masuk perguruan ini, merasa jago berkelahi. Namun, ketika masuk perguruan dan menyalurkan kejagoannya, sedikit-demi sedikit diberi pembinaan akhlak sehingga pada akhirnya akan sadar sendiri dan tidak akan berkelahi.

Perguruan ini merangkul multietnis di Nunukan. Baik Bugis, Dayak, Tidung, maupun suku lainnya, seperti Jawa dan lain-lain. Strategi ini digunakan untuk menghindari konflik etnis di Nunukan.

Pembinanya berasal dari Parepare, yaitu Pendekar Utama Sukri Saleh. Pendekar Madya-nya dari tokoh masyarakat suku Tidung, yaitu Zainuddin HZ yang juga Sekkab Nunukan. Pelatihnya dari pemuda Dayak dan Tidung.

Jumlah kader sabuk biru 23 orang yang terdiri atas multietnis di Nunukan. Persebarannya di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Nunukan, Nunukan Selatan, Sebatik, dan Sebatik Barat. Termasuk yang dalam proses di Kecamatan Sembakung dan Lumbis.

Lantas apakah ini nantinya tidak akan menjadi laskar-laskar dan jagoan-jagoan yang bisa memicu konflik? "O, tidak. Tidak sama sekali. Kita ini daerah perbatasan. Kita butuh cadangan bela negara. Para pemuda harus ada bekal bela diri. Bukan hanya bela diri, melainkan juga akhlakul kharimah.

Ini bahkan wahana pemersatu untuk menghindarkan tumbuhnya primordialisme kesukuan yang berlebihan. Dengan demikian, akan menghindarkan dari hal-hal yang memicu konflik horizontal," kata Kaharuddin yang ditemui usai salat asar berjemaah dengan anggotanya di sekitar pusat latihan, kemarin.

Kaharuddin yang juga sejarawan itu menuturkan, bahwa sebagaimana orang Bugis, suku Tidung juga memiliki sejarah tersendiri. Mereka juga hidup berpindah-pindah. Mereka sesungguhnya tidak menyukai kekerasan.

Hal ini dapat dilihat dari kesenian mereka, yaitu tari Zapin (Jeppeng) yang kemelayu-melayuan. Ada kemiripan dengan kesenian Bugis. Ada bahkan komunitas Bugis yang melakoni tarian ini dalam kebudayaan mereka.

Kalau ditelusuri sejarah, kerajaan Tidung berdiri pada 1551-1916, didahului oleh Kerajaan Tidung Kuno dan digantikan oleh Tarakan. Raja terakhirnya adalah Monarki Amiril Rasyid bergelar Datoe Radja Laoet Datoe Adil.

Kerajaan Tidung atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka), yaitu kerajaan yang memerintah suku Tidung di Utara Kalimantan Timur, berkedudukan di Pulau Tarakan dan berakhir di Salimbatu.

Sebelumnya terdapat dua kerajaan di kawasan ini. Selain Kerajaan Tidung, terdapat pula Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Tanjung Palas. Berdasarkan silsilah yang ada, diterangkan bahwa di pesisir Timur pulau Tarakan, yakni kawasan Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno (The Ancient Kingdom of Tidung), kira-kira tahun 1076-1156.

Mereka kemudian berpindah ke pesisir Barat pulau Tarakan, yakni di kawasan Tanjung Batu, kira-kira pada tahun 1156-1216. Lalu bergeser lagi, tetapi tetap di pesisir Barat, yakni ke kawasan sungai Bidang, kira-kira pada tahun 1216-1394. Setelah itu berpindah lagi yang relatif jauh dari pulau Tarakan, yakni ke kawasan Pimping bagian Barat dan kawasan Tanah Kuning, berkisar tahun 1394-1557.

Sebuah sumber menerangkan bahwa riwayat tentang kerajaan maupun pemimpin (raja) yang pernah memerintah di kalangan suku Tidung terbagi atas beberapa tempat yang sekarang sudah terpisah menjadi beberapa daerah kabupaten.

Daerah-daerah itu antara lain Kabupaten Bulungan (Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah), (Malinau Kota, Kabupaten Malinau), Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, (Sembakung, Kabupaten Nunukan (Kota Tarakan), dan lain-lain hingga ke daerah Sabah (Malaysia) bagian Selatan.

Referensi ini menunjukkan bahwa suku Tidung memang memiliki tradisi berpindah, mirip dengan orang Bugis. Oleh karena itu, untuk menyebut orang Bugis sebagai pendatang dan orang-orang Tidung sebagai penduduk asli, masih memerlukan kajian mendalam. Itu pula sebabnya, ada anekdot bahwa sesama pendatang tidak boleh berkonflik.

Tak heran ketika mitos Panglima Burung dengan orang-orang sakti dari Kajang tadi memilih menghindari konflik berdarah. Buktinya, konflik berdarah di Tarakan begitu cepat redam ketika ada pula kabar bahwa kelompok suku Bugis juga akan bergerak ke Tarakan. (*)

Sumber: Fajar.co.id (7 OKTOBER 2010) Borneo